Jakarta – 24 Juni 2025

Menjelang dimulainya tahun ajaran baru 2025–2026, keluarga besar MTsN 24 Jakarta Timur menggelar Rapat Kerja (Raker) sebagai forum evaluasi dan perencanaan strategis. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, sejak Senin hingga Rabu, 23–25 Juni 2025, dan diikuti oleh seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan. Agenda utama dalam raker ini adalah melakukan refleksi terhadap pelaksanaan program selama tahun ajaran 2024–2025 dan menyusun langkah kerja untuk tahun ajaran mendatang.

Suasana Raker tahun ini terasa lebih istimewa dengan adanya sesi pembekalan bertajuk Character Building yang diselenggarakan pada hari kedua, Selasa, 24 Juni 2025. Sesi ini menghadirkan Taufan Jamal, pendiri Rumah Anak Negeri, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Taufan mengajak peserta raker untuk membangun budaya kerja yang sehat, penuh semangat, dan bernilai spiritual.

Semangat Kerja Tanpa Batas Pendapatan

Salah satu poin penting yang disampaikan adalah perlunya membangun etos kerja yang tinggi, terlepas dari besar kecilnya gaji. “Jika seseorang bergaji 5 juta, tetapi bekerja dengan semangat seperti orang bergaji 10 juta, maka selisih 5 juta itu akan datang dari arah yang tak disangka-sangka. Itu yang dalam ajaran Islam disebut sebagai rizki min haitsu la yahtasib,” ujar Taufan mengutip makna dari QS. Ath-Thalaq ayat 3. Pesan ini mengajak para guru dan karyawan untuk tidak berhenti pada ukuran material semata, melainkan mengedepankan keikhlasan dan totalitas dalam bekerja.

Pendidikan yang Memerdekakan: Menghidupkan Gagasan Ki Hajar Dewantara

Dalam sesi tersebut, Taufan juga mengangkat kembali gagasan Ki Hajar Dewantara tentang tujuan pendidikan, yaitu menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya (seimbang antara jiwa dan raga), baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa gagasan Ki Hajar Dewantara ini bahkan mendapat pengakuan dari seorang profesor asal Jerman, yang menyesalkan karena justru orang Indonesia belum sepenuhnya menerapkan gagasan besar tersebut di dalam praktik pendidikan sehari-hari. Untuk itu sang profesor tidak ingin memberikan sesuatu untuk orang-orang Indonesia yang studi banding di negaranya, ia justru meminta para tamunya itu kembali ke Indonesia dan melaksanakan apa yang telah diajarkan tokoh pendidikan Indonesia itu.

Taufan juga menyinggung ajaran Ki Hajar Dewantoro : Ing Ngarso Sung Tilodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Seorang guru harus menjadi teladan (ing ngarso sung tulodo). Sebab bagaimana mungkin guru meminta agar para siswanya melaksanakan dengan baik jika para gurunya tidak ikut bersama siswa saat melaksanakan salat. Bahkan ia menyatakan bahwa sebetulnya para guru tidak perlu banyak bicara agar siswa mau melaksanakan salat asalkan para guru tampak bergegas ingin membersamai mereka.

Arah Strategis dari Pengawas dan Kepala Madrasah

Sebelum sesi pembekalan, Guntoro, kepala MTsN 24 dan Habib Idrus Alwi, pengawas MTsN 24, mengingatkan pentingnya memperkuat kolaborasi dan komunikasi antar kolega, meningkatkan pendampingan terhadap siswa, dan menjaga nama baik lembaga. Ia juga menekankan bahwa nilai-nilai karakter harus dilatih secara berkelanjutan agar menjadi kebiasaan yang melekat pada diri peserta didik.

Selain itu, prestasi-prestasi yang telah diraih MTsN 24 perlu terus dipertahankan bahkan ditingkatkan, dengan cara memperkuat sinergi dan inovasi di lingkungan kerja.

Menuju Tahun Ajaran Baru yang Lebih Baik

Rapat kerja ini tidak hanya menjadi momen administrasi tahunan, tetapi juga ruang untuk menghidupkan kembali semangat pendidikan yang holistik—yang tidak hanya mengejar capaian akademik, tetapi juga menekankan pembentukan karakter.

“Semoga pembekalan ini bisa menjadi bahan diskusi lebih teknis dalam raker dan menginspirasi program-program konkret di tahun ajaran mendatang,” pungkas salah satu guru peserta raker.

Dengan semangat baru yang terbangun dari evaluasi, inspirasi, dan kolaborasi, MTsN 24 Jakarta Timur siap melangkah menyambut tahun ajaran 2025–2026 dengan visi pendidikan yang lebih manusiawi, sehat, dan bermakna (humas-24).