Ruang multimedia MTsN 24 Jakarta Timur tampak lebih hidup dari biasanya pada Rabu dan Kamis, 22-23 Oktober 2025 pagi. Suasana penuh rasa ingin tahu dan semangat memenuhi ruangan saat kegiatan review dan bedah buku berjudul “Langkah Menemukan Diri” karya para siswa kelas 8 digelar. Buku ini merupakan kumpulan cerita reflektif yang terinspirasi dari hasil tes kecerdasan majemuk (Multiple Intelligences) berdasarkan teori Howard Gardner, yang sebelumnya dilakukan dalam jam layanan Bimbingan dan Konseling (BK).

Sambutan Kepala Madrasah : Apresiasi dan Motivasi

Dalam kegiatan tersebut, tampil dua sosok siswa yang menjadi bintang utama. Hania dari kelas 8-4 berperan sebagai pembicara, sementara Olivia, teman sekelasnya, tampil sebagai moderator. Keduanya berhasil memandu acara dengan lancar dan interaktif, membuat para peserta yang berjumlah sekitar 40 siswa terlibat aktif sepanjang sesi.

Bedah buku oleh Hania, dan Review oleh Aghni dan Alvira

Hania menceritakan proses penulisan bukunya yang berangkat dari hasil tes kecerdasan dirinya. “Saya baru tahu kalau ternyata kecerdasan saya dominan di interpersonal dan linguistik. Dari situ saya mulai menulis cerita tentang bagaimana saya berinteraksi dan memahami orang lain,” ujarnya.

Tanya jawab dan tanggapan

Buku Langkah Menemukan Diri ditulis menggunakan pola ATAP — singkatan dari Awal, Tantangan, Aksi, dan Perubahan. Pola ini membantu para siswa menulis kisah pribadi mereka dengan alur yang runtut dan inspiratif. “Kami mulai dari pengalaman awal, lalu tantangan yang dihadapi, bagaimana cara mengatasinya, dan akhirnya perubahan yang kami rasakan,” tambah Hania disambut tepuk tangan teman-temannya.

Tanya jawab dan tanggapan

Sesi tanya jawab menjadi bagian paling seru. Banyak siswa yang penasaran dengan konsep kecerdasan majemuk, bahkan beberapa bertanya apakah kecerdasan bisa berubah seiring waktu. Ada juga yang ingin tahu cara menemukan bakat diri mereka sendiri.

Menutup kegiatan, Ali Mustahib Elyas, guru BK sekaligus salah satu fasilitator literasi madrasah, memberikan apresiasi dan tambahan penjelasan tentang sembilan jenis kecerdasan menurut Howard Gardner, mulai dari kecerdasan linguistik, logis-matematis, musikal, kinestetik, hingga naturalis dan eksistensial. Ia juga kembali menekankan pentingnya teknik menulis ATAP sebagai cara sederhana mengekspresikan pengalaman dan potensi diri.

“Setiap siswa punya kecerdasan unik. Menemukannya adalah langkah awal untuk mengenal diri dan menghargai perbedaan. Dari situ, lahir karya seperti buku ini,” ujarnya.

Acara yang berlangsung selama satu jam lebih itu tidak hanya menjadi ajang berbagi pengalaman menulis, tetapi juga menjadi momen penting bagi siswa-siswi MTsN 24 Jakarta Timur untuk belajar mengenal potensi diri mereka — sambil menumbuhkan semangat literasi dan percaya diri untuk terus berkarya.

Hari Kedua: Review Buku di MTsN 24 Jakarta Timur Penuh Antusias dan Inspirasi

Review oleh Azra dan Kamila

Hari kedua kegiatan literasi di MTsN 24 Jakarta Timur berlangsung meriah pada Kamis pagi. Acara diisi dengan review dua buku populer, yaitu “Kastil Terpencil di Dalam Cermin” karya Mizuki Tsujimura, dan “The War That Saved My Life” karya Kimberly Brubaker Bradley.

Tim pembicara untuk buku pertama terdiri dari Hania (kelas 8-4), Aghni Maulidia Clarista (kelas 7-4), dan Alvira Arsyila Putri (kelas 7-4). Sementara buku kedua dipresentasikan dengan menarik oleh Azra dan Kamila dari kelas 9-4.

Suasana ruang multimedia terasa hidup. Para peserta tampak antusias dan aktif berdiskusi, menyampaikan pertanyaan maupun tanggapan terhadap isi buku. Tak hanya siswa, para guru yang hadir pun turut memberi apresiasi dan komentar positif atas penampilan para pembicara muda tersebut.

Dalam sambutannya, Kepala MTsN 24 Jakarta Timur, Bapak Guntoro, S.Pd., M.PFis, memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya membaca dan menulis sebagai jalan untuk memperluas wawasan dan membangun peradaban.

Hadir pula sejumlah guru yang turut mendukung kegiatan ini, di antaranya: Bapak Aan Andriana (guru IPA kelas 9 dan tim humas/media-24), Ibu Ristina (guru Bahasa Indonesia kelas 7), Ibu Maria (guru Bahasa Indonesia kelas 8), Ibu Nanik (guru Bahasa Indonesia kelas 9), Ibu Muhani (guru Fikih kelas 9), dan Ibu Trisnia (guru IPA kelas 8). Sedangkan para dewan guru lainnya bertugas di ruang lain menjadi juri lomba cerdas-cermat, mendongeng, Story Telling, dan pidato bahasa Arab.

Kegiatan kemudian ditutup dengan pesan reflektif bahwa kegiatan seperti ini sangat penting untuk menumbuhkan budaya membaca, menulis, dan berdiskusi di kalangan siswa. Harapannya, kegiatan semacam ini dapat menjadi langkah kecil namun berarti untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, yang menurut survei PISA tahun 2022 masih berada di peringkat 70 dunia dari 80 negara yang disurvey, di Asia di bawah jauh dari Vietnam—negara yang baru merdeka satu bulan setelah Indonesia.

Sementara itu di tingkat Asia, Singapura menempati peringkat pertama, Indonesia peringkat 19, dan Kamboja berada di posisi terakhir (peringkat 24 atau 80 di tingkat dunia). Temuan ini menjadi pengingat bahwa gerakan literasi di sekolah, sekecil apa pun, memiliki peran besar dalam membangun masa depan pendidikan Indonesia. – Humas.24.

 

– Humas-24